Vega (Marsha Timothy) adalah seorang mahasiswi yang bekerja sebagai penyiar radio dan juga magang sebagai copywriter di sebuah agency iklan bernama Dolphin. Vega yang bernama udara Vey ini memunyai pacar bernama Dion (Richard Kevin). Di radio tempat dia bekerja, Vega memandu acara yang bertema perselingkuhan. Berangkat dari kesimpulan bahwa cowok lebih nggak setia dan pengalaman sahabatnya Wulan (Andrea Dian) yang dikhianati oleh pacarnya sendiri Leo (Dendy Subangil), Vega kemudian meriset di Dolphin. Bahan risetnya adalah Ryan (Kiran Sidhu), yang konon terkenal playboy kelas berat dan juga creative director di Dolphin. Begitu terjun langsung, keadaan ternyata tidak mudah untuk dikendalikan. Obyek risetnya malah jatuh cinta pada dirinya dan demikian juga dengan Vega yang mulai berani main api. Hal ini membuat konflik di dalam diri Bega memuncak antara memertahankan hubungannya dengan Dion atau melepaskan Ryan yang ternyata tidak seburuk dari yang dipikirkannya. Riset yang dilakukan selama enam hari itu pun berujung pada ketidakpastian Vega yang berada di persimpangan.
The Notes :
Film yang diproduksi dengan menambak pasar remaja ini mungkin tepat mengambil tema selingkuh, sebuah isu yang nampaknya menjadi bahasan besar di kalangan remaja. Dengan menampilkan bintang-bintang berwajah rupawan dan potensial untuk laku secara industri, film ini nampaknya memberikan titik terang. Sayangnya ?modal? besar ini tidak didukung dari segi teknik sinematografi. Meski beberapa awak kru yang ada di jajaran tim produksi sudah terbiasa menggarap videoklip dan iklan , namun film ini sepertinya datar dalam menggali sisi dramatis film yang harusnya bisa digarap lebih matang. Hasilnya film ini seperti lewat begitu saja tanpa kesan. Yang juga sedikit parah adalah tata kamera yang kurang bisa dinikmati hasilnya. Beberapa gambar terlihat goyang, padahal adegan yang diambil tidaklah terlalu rumit dan memunyai tingkat tantangan tinggi. Tidak cuma sisi sinematografik, bagian yang memegang peranan penting dalam membuat cerita film bisa mengalir dengan enak juga sedikit mengalami kegagalan. Editing di film ini bisa dibilang dilakukan dengan sedikit ?asal?. Namun pasar remaja adalah pasar yang tidak terduga. Hal-hal teknis dalam memroduksi film bisaa saja diabaikan kalau yang main dalam film ini adalah idola yang diminati. Sutradara Henry Adianto nampaknya mesti sering-sering mengambil kesempatan jam terbang yang tinggi untuk menyutradarai. Cerita yang kuat ternyata tidak cukup dalam menggarap sebuah karya film yang sifatnya audio dan visual. Film ini mulai tayang 13 maret 2008.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment