****S I N O P S I S****
Nur (diperankan oleh Acha Septriasa) adalah seorang mahasiswi yang menjalani kehidupan keras bersama ibunya, Sekar (diperankan Ayu Diah Pashya), yang bekerja sehari-hari sebagai seorang buruh cuci. Kedua anak ber-ibu ini memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai bagaimana meraih kehidupan yang lebih baik. Sang ibu memilih agar anaknya memfokuskan diri pada kuliahnya, sedangkan Nur berpikir bagaimana bisa secepatnya bekerja dan memperoleh penghasilan untuk membantu nafkah mereka.
Dalam perjalanannya, Nur kemudian bertemu dengan Dian (diperankan Fedi Nuril), seorang mahasiswa yang walaupun masih sepantarannya namun sudah mulai mapan. Dian ini menginspirasi Nur dan membuat Nur kembali berani untuk bermimpi dan bercita-cita kembali. Namun setelah beberapa kali jatuh bangun, Nur mulai merasa ragu terhadap mimpi miliknya yang tampak mustahil untuk diraih. Benarkah impian dapat merubah nasib seseorang?
Menebus Impian adalah kisah perjuangan seorang ibu dan anak perempuannya dalam usaha mereka meraih kehidupan yang lebih baik dengan langkah awal yang banyak orang ragukan, yaitu Berani Bermimpi.
Perkenalkan, namanya Nur. Ia muda dan cantik. Masih beruntung karena sempat mengecap bangku kuliah. Namun ketika sang ibu jatuh sakit, langit serasa runtuh di kepalanya. Ia merasa keberuntungan tak pernah berpihak padanya. Lalu Nur mengutuk hidupnya. Ia yang memang selalu pesimis makin sinis menatap masa depannya.
Perkenalkan, namanya Dian. Ia muda dan ganteng. Penuh semangat menjalani hidup dan meyakini bahwa semua pekerjaan akan menghasilkan sesuatu jika dijalankan dengan sungguh-sungguh. Dan ia yang selalu optimis memang membuktikan ucapannya. Ia percaya bahwa impian apapun bisa diraih di masa depan.
Hanung Bramantyo selaku sutradara menyatukan Nur dan Dian dalam Menebus Impian. Seperti memberi cahaya pada pelita. Maka itu pula lah fungsi Dian bagi Nur. Dan Menebus Impian (yang kabarnya didanai salah satu brand personal franchise) juga bisa jadi diniatkan sebagai petunjuk bagi mereka yang skeptis pada bisnis personal franchise atau MLM atau apapun namanya. Manusia-manusia sinis, manusia-manusia yang tak gigih berusaha.
Maka Menebus Impian bertujuan ganda. Di satu sisi, ia harus bisa memperlihatkan kualitasnya yang utuh sehingga layak disemati predikat “film yang baik”. Dan tujuan selanjutnya adalah meyakinkan penonton bahwa bisnis personal franchise itu sesungguhnya sama dengan bisnis lain yang jika ditekuni sungguh-sungguh juga akan menghasilkan sesuatu.
Dengan jam terbang yang cukup tinggi, harusnya memang Hanung makin terampil memaksimalkan segala elemen yang dipunyainya demi mencapai tujuan yang pertama. Ia punya cerita yang menarik karena menjual mimpi. Meskipun dianggap mirip material yang dipunyai opera sabun, semuanya tetap bermuara pada penulisan skenario yang baik. Disini Hanung dibantu Titien Wattimena (yang pernah melahirkan skenario Mengejar Matahari yang mengesankan) dengan jam terbang yang juga laik membuat penonton percaya bahwa ia mampu melahirkan pondasi kuat bagi sebuah film yang baik.
Sesungguhnya cerita sederhana dengan ujung yang gampang ditebak seperti ini bisa menjelma sebagai perangkap bagi penulisnya. Jika tak cerdik, cerita bisa lempang-lempang saja mengalir atau malah sebaliknya, over dramatic. Dalam hal Menebus Impian, cerita mengalir dengan menarik sejak awal. Titien dengan efektif memperkenalkan karakter-karakternya lantas mulai merangkai konflik yang menjadi kartu as-nya bagi penonton agar tak jemu mengikuti ceritanya. Sayangnya memang terkesan ia menaruh banyak sekali konflik di awal hingga pertengahan hingga ketika film sudah memasuki ¼ akhir, Titien terkesan terengah-engah. Ibaratnya semua amunisi sudah dimuntahkannya padahal musuh masih berada didepannya.
Tapi apakah ‘kelemahan’ setitik itu akan membuat Menebus Impian tidak asyik dinikmati? Tentu saja tidak. Disitulah fungsi sutradara yang harus menjadi konduktor untuk mengorkestrasi segala elemen yang dipunyainya. Cacat secuil di cerita bisa ditutupi dengan akting misalnya. Atau dengan penempatan musik yang pas. Bisa juga editing yang cekatan yang membuat pacing film terjaga.
Hanung juga beruntung punya sejumlah materi pemain handal. Tak pelak lagi Acha Septriasa adalah aktris masa depan. Bersinar diantara 9 bintang lain dalam film LoVe membuatnya mulai dilirik. Dan disini Acha juga beruntung mendapat cerita yang memberinya ruang luas untuk bereksplorasi. Terlebih ia mendapat lawan main tangguh, Ayu Diah Pasha, yang berperan sebagai ibunya. Keduanya bahu membahu meyakinkan penonton bahwa mereka adalah anak dan ibu dan berhasil! Duet yang asyik untuk dicermati seperti ketika menyaksikan dua aktor veteran, Deddy Mizwar dan Slamet Rahardjo di film Alangkah Lucunya (Negeri Ini).
Lantas ketika Menebus Impian sudah berhasil dilabeli sebagai “film yang baik”, apakah ia juga berhasil meyakinkan penonton bahwa bisnis personal franchise juga sama seperti bisnis lainnya? Nah ini yang mungkin perlu diuji lagi. Karena cerita hanya menyajikan kisah yang sebenarnya hampir semua orang ketahui. Bahwa bisnis tersebut bukan money game, tak menjual produk dan jika sukses mendapatkan banyak downline bisa berbuah mobil. Rasanya semua orang juga tahu itu. Tapi dalam hal menggugah penonton, rasanya Menebus Impian cukup berhasil.
MENEBUS IMPIAN
Country: Indonesia
Production Company: Dapur Film Production
Genre: Drama
Director: Hanung Bramantyo
Starring: Acha Septriasa, Fedi Nuril, Ayu Diah Pasha, Haykal Kamil, Eric Scada, Ayu Diana, Cici Tegal, Joshua Suherman, H. Djaja Mihardja
Length: 120 mins
Date of release: 15th April, 2010
No comments:
Post a Comment