News Update :

Cinta 2 Hati

picture of a pumpkinS I N O P S I S
Alfa (Afgan Syah Reza) adalah seorang penyanyi muda yang sedang berada di puncak kariernya. Dia bukan saja piawai dalam bernyanyi namun juga seorang pemuda yang tampan. Meski kariernya cemerlang dan bergelimang harta namun dia tetap seorang pemuda yang baik dan setia kepada pacarnya, Laras (Tika Putri). Laras merupakan figur gadis yang tidak hanya cantik, tapi juga lemah lembut dan penuh pengertian sehingga tak heran bila Alfa begitu mencintainya. Hubungan Alfa dan Laras sebenarnya sangat mesra namun terkendala kesibukan Alfa yang luar biasa padat.

Hari-hari Alfa tersita oleh show dari pangung ke panggung, dari satu kota ke kota lainnya dan banyak kegiatan lain yang berhubungan dengan dunia entertainment dan media massa. Show Alfa selalu dipadati oleh penggemar fanatik yang didominasi oleh para gadis belia. Diantara ribuan fans Alfa, ada seorang remaja bernama Jane (Olivia Lubis Jensen) yang juga sangat fanatik. Dan fanatisme-nya membuat Jane tergila-gila dan terobsesi untuk bisa membuat Alfa mencintai dirinya. Obsesi Jane tersebut seperti menemukan jalannya karena dia adalah cucu kesayangan konglomerat bernama Bakti Hasan (Deddy Mizwar). Sang kakek benar-benar ingin memberikan apapun yang Jane minta karena ternyata Jane menderita Kanker yang sewaktu-waktu bisa merenggut jiwanya. Maka melalui campur tangan kakeknya, Jane berhasil masuk dalam
kehidupan Alfa.




picture of a pumpkinProduksi film Indonesia memang terus meningkat, namun dari segi kualitas belum bisa dibanggakan. Hanya sedikit film nasional yang boleh diacungi jempol, namun ternyata disambut biasa saja oleh penonton. Hari Untuk Amanda (Angga Dwimas Sasongko) dan Rumah Dara menjadi sedikit film Indonesia dengan kualitas baik tahun ini. Di tengah serbuan horor porno dan komedi seks, rasanya kita memang membutuhkan kesegaran baru yang bisa kembali menyirami sinema tanah air.
Dan Cinta 2 Hati belum bisa dikategorikan kedalamnya. Secara cerita, film ini belum beranjak dari stereotipe film remaja pada umumnya. Disini ada tokoh Alfa (Afgan), penyanyi muda yang tengah naik daun dan punya segalanya. Ia punya tampang yang tak bisa dibilang jelek, punya mobil mentereng, tinggal di apartemen yang cukup mewah dan punya kekasih hati yang cantik. Ada juga tokoh Jane (Olivia Jensen) yang hampir setipa dengan Alfa. Cantik, muda dan punya segalanya. Ada juga karakter Laras (Tika Putri) yang juga cantik dan meski dikisahkan tinggal di sebuah rumah kost, kelihatan bahwa dirinya juga tidak berasal dari kalangan bawah.
Ini rumus yang pernah dipakai film Indonesia di tahun 1990-an. Ketika demam Catatan Si Boy menjamur dan menjadi talk of the town. Menjual mimpi sah-sah saja dan rasanya banyak juga mereka yang suka menonton film memang mendambakan dunia yang mungkin sukar tergapai baginya. Menjadi semacam pelarian dari dunia nyata.
Tapi film tentu tak cukup hanya punya itu. Selain materi cerita yang menarik (dalam pengertian menyegarkan), juga harus didukung dengan karakterisasi yang pas. Apa jadinya jika sebuah film diisi oleh karakter yang serba tak pas? Lihat saja Alfa. Ia menjadi karakter yang terlalu ’sempurna’. Ada pula Laras yang terlihat bagaikan malaikat bertubuh manusia. Dan Jane yang luar biasa menjengkelkan. Seperti belum cukup, Cinta 2 Hati masih menyelipkan karakter manajer (Jodie) yang sama menyebalkannya dengan tokoh Jane. Hanya karakter Opa (diperankan Deddy Mizwar) yang terasa manusiawi.
Karakterisasi yang menjadi bagian dari cerita ibarat nyawa sebuah film. Rasanya gemas melihat karakter yang seperti hidup hanya di film itu, tak bisa ditemukan dalam kehidupan nyata. Betul film adalah realitas yang diciptakan, tapi meski diciptakan syarat wajibnya adalah harus punya kemampuan untuk meyakinkan bukan? Disinilah logika cerita yang berperan. Ketika logika cerita tak dipegang dengan erat dan ketika karakterisasi terlalu longgar, maka alamat bencana bagi filmnya.
Padahal departemen akting rasanya tak jelek. Afgan yang baru pertama kali bermain film tak terlampau buruk. Sementara lawan mainnya yang lebih berpengalaman tentu saja terlihat lebih lihai mengolah tubuh. Olivia Jensen dan Tika Putri sesungguhnya calon aktris masa depan jika mereka memelihara integritas mereka pada seni peran.
Yang terjadi selama lebih dari 60 menit, film Cinta 2 Hati betul-betul terlihat menjadi film yang ’sangat ingin cepat-cepat ditinggalkan penontonnya’. Ia seperti tak memberi harapan pada penonton untuk bersabar. Jika tak ada tujuan kuat, bisa jadi kabur menjadi jalan keluar. Namun jika bisa bersabar, pelan-pelan mendekati film berakhir, Cinta 2 Hati bisa juga menyelamatkan mukanya sendiri.
Yang membuat penonton bisa bersabar sesungguhnya ada pada faktor Deddy Mizwar. Bukan faktor karena beliau aktor kaliber, namun melihat daftar film yang dimainkannya. Ketika mengetahui Cinta 2 Hati memajangnya sebagai salah satu pemain, pasti timbul pertanyaan. Kenapa aktor besar sepertinya mau bermain di film cemen seperti ini?
Dan rasanya alasannya bisa dimengerti. Selain karakternya sebagai orang yang punya segalanya namun juga kehilangan segalanya (ironis dan hanya bisa Anda mengerti ketika menonton filmnya), pesan moral film ini sesungguhnya menentramkan. Dan bisa jadi faktor ini pulalah yang bisa membuat penonton memaafkan kelemahan demi kelemahan besar yang dibuat film ini.

No comments:

Post a Comment

 

© Copyright GALAXS212 2010 -2011 | Design by Den Rozak | Published by Site Den Rozak | Powered by Blogger.com.