Sebagai seorang sineas, Viva Westi sungguh identik dengan film bertema serius. Bayangkan saja film yang pernah digarapnya macam Serambi (bersama tiga sutradara lain) atau May, semuanya bikin kening berkerut. Tak disangka, ternyata Westi bisa juga membuat sebuah skenario film ringan macam Merem Melek, yang dirilis mulai 27 November ini. Kok mau-maunya sih?
“Iya, ini memang naskah komedi pertama saya. Sekali-sekali ingin mencoba membuat cerita yang seperti ini,” ungkap aktris pendukung film Surat untuk Bidadari ini saat dikontak beberapa waktu lalu.
Awalnya, Westi mengaku diajak sahabatnya Ian Jacobs, sutradara film ini, untuk membuat film komedi. “Sekali-sekali saya mencoba kompromi dengan pasar,” tuturnya lagi. Kemudian diapun menuliskan skenarionya.
Lantaran tidak pede dengan naskah buatannya, Westi selalu mengikuti proses syutingnya sejak awal. “Kan bikin film komedi itu sulit,” begitu diterangkan Westi. Bahkan Westi sempat pula ragu, apakah film ini lucu atau tidak.
Namun dengan semangat 45 film ini bisa dituntaskannya. Saat dibawa ke Bangkok untuk pascaproduksi, ternyata hasilnya tidak mengecewakan. ”Orang-orang pada ketawa di sana,” ucap Westi lagi.
Merem Melek merupakan film yang diproduksi oleh Mitra Pictures. Sejumlah bintang macam Catherine Wilson, Yama Carlos, Miller, Chicco Jericho dan Noumira memperkuat film arahan Ian Jacobs ini. (bat)
Sinopsis
Kuntoro atau yang Kun berasal dari Yogya hidup serba sulit, membuat Kun bercita-cita memperbaiki nasib. Tapi tentu dengan cara yang halal. Karena Kun adalah anak yang sangat alim dan jujur. Begitu juga dengan Junaidi, atau Jun, merantau dari padang, agar bisa menjadi pengusaha. Jun dan Kun tanpa sengaja bertemu dan menjadi akrab.
Sheila, anak kampus yang paling seksi memergoki mereka berdua yang sedang saling menceritakan nasib buruk dan mengajak mereka untuk bekerja disebuah kantor yang berjualan alat2 seks dan obat kuat. Meski hati kecil Jun dan Kun menolak pekerjaan itu, tapi mereka sulit untuk berkata tidak. Sheila memberi pengertian, betapa mulianya tugas mereka…mereka bisa membantu suami istri yang akan bercerai, namun bersatu kembali.
Kun jatuh cinta pada gadis berjilbab dari keluarga baik-baik bernama Mona. Apakah pada akhirnya, Kun mendapatkan Mona, atau malah Kun merasa yakin Sheila adalah jodohnya? Bagaimana dengan Jun? apakah Jun tetap mencari uang sebanyak mungkin dari jualan ini semua? Persaingan dagang Jun dan Tito akan mengisi bagian film ini, bagaimana sebuah kejujuran berhadapan dengan kebusukan. Mereka adalaha orang-orang yang berusaha bertahan hidup dengan cara melakukan hal yang diangkap orang tabu, tapi sangat penting dalam kehidupan orang dewasa.
No comments:
Post a Comment