Sinopsis
Kisah empat sahabat, tiga cowok, Desta (Herjunot Ali), Abi (Radhit Syaharzam), Bobo (Denny Aditya WS), dan satu cewek, Luna (Shareefa Daanish), yang bertampang tomboy dan bekerja paruh waktu di sebuah toko buku.
Kekompakan mereka surut ketika desta naksir cewek lain, Angel (Davina Veronica), yang juga kuliah ditempat yang sama. Dalam kenyataannya bahwa Angel hanya ingin mempermainkan perasaan dari Desta, kemudian Luna sebagai teman dekat sadar dan ingin membantu Desta, dan memunculkan kenyataan bahwa Luna mencintai Desta.
Malam beranjak larut. Luna beserta Abi dan Bobo diam – diam mengendap mengerjakan sesuatu. Sesuatu yang telah dirancang jauh – jauh hari sebelumnya, sebuah kejutan manis yang diberikan Luna pada Desta, sahabatnya sejak SMP yang diam – diam ternyata dicintainya sepenuh hati. Desta yang tak menyangka dapat kejutan di hari ulang tahunnya, benar – benar senang. Dan ketiga sahabat terbaiknya pun ikut senang melihat mata Desta yang berbinar – binar senang. Sayangnya, malam itu harus dirusak oleh Angel, cewek yang telah lama ditaksir Desta. Angel yang hubungannya tengah bermasalah dengan Aldo, turun di tengah jalan di suatu tempat yang tak diketahuinya. Angel yang ketakutan lantas minta tolong pada Desta untuk menjemputnya. Dan siapa sangka, Desta memilih menolong Angel daripada menghabiskan malam di pesta ulang tahunnya bareng sahabat – sahabatnya ……
Ya, Desta (Junot) adalah tipikal lelaki kebanyakan yang terpikat pada kecantikan fisik seorang wanita. Maka Desta lebih terpesona pada Angel (Davina) yang molek, dibanding Luna (Daanish) yang biasa – biasa saja. Tapi jualan Lovely Luna tak cuma itu sebenarnya. Cerita yang disusun Upi Avianto ini meski terkesan klise, namun masih terasa manis untuk dikunyah. Sangat ngepop dan loveable buat segmentasi pasar yang ditujunya, yakni remaja belia. Dibandingkan dengan Me Vs High Heels yang mengedepankan formula yang kurang lebih sama, Lovely Luna masih punya beberapa kelebihan disana – sini. Humor – humor ringan dibangun dari dialog, intonasi yang tepat yang diucapkan oleh 2 pemeran pendukung, Abi (Radhit) dan Bobo (Denny). Dan untungnya, humor itu tak dirancang sebagai sesuatu yang slapstick. Maka Bobo yang berfisik tambun toh tak dirancang memunculkan kelucuan dari sisi fisikalnya, tak ada pelecehan kondisi tubuh disini. Meski sempat terasa hambar di 10 menit awal, Lasja Fauzia yang duduk di kursi sutradara bisa mengejar ketertinggalannya dengan membangun konflik demi konflik yang pelan – pelan mampu mencairkan suasana yang semula kaku. Harus diakui, kelemahan sana – sini sedikit banyak juga ditunjang oleh masih kurang padunya akting Junot dan Daanish, tapi toh di beberapa bagian, mereka juga menunjukkan potensi yang lumayan, utamanya Daanish yang bisa mewujudkan karakter Luna yang tomboy dan somehow bisa menyenangkan (loveable) bagi banyak orang.
Lovely Luna juga diuntungkan oleh ilustrasi musik khas anak muda yang dikerjakan Aksan Sjuman plus alunan suara band The Brandals. Maka Lovely Luna bisa menyentak berkat kedinamisan musik gubahan band indie itu, juga bisa mengharu biru penonton berkat komposisi musik dari band yang diceritakan sangat dipuja oleh tokoh utamanya, Luna. Ciri – ciri diatas adalah kunci sukses sebuah film remaja, terlebih faktor pemerannya yang segar – segar, juga bisa menjadi nilai plus dari Lovely Luna. Maka penonton yang datang ke bioskop boleh berharap sesuatu dari film kesekian produksi Virgo Putra Film ini. Jika berharap bahwa Lovely Luna adalah sebuah film yang menghibur, maka ekspektasi itu bisa terjawab. Jika mengharap Lovely Luna adalah film yang mencerahkan, boleh jadi jawaban positif pun akan didapat karena film ini bisa memperlihatkan (sekali lagi) manisnya persahabatan dan indahnya kisah asmara. Namun jika mengharapkan Lovely Luna menjadi sebuah film yang inovatif, mungkin opini itu harus disingkirkan terlebih dulu, terlebih bagi mereka yang telah punya segudang referensi atas film – film remaja masa kini. Karena toh Lovely Luna memang sepertinya bukan tontonan ambisius untuk membuat penonton ternganga, lantas memuji setinggi langit. Lovely Luna hanya menjual kisah Luna yang loveable, dan film-nya sendiri pun punya tujuan sederhana yang kurang lebih sama : hanya berusaha menyenangkan hati penontonnya. Tak lebih ……..
Category: Movies
Genre: Drama
Kisah Luna Yang Loveable
No comments:
Post a Comment