News Update :

Jomblo

picture of a pumpkinDalam filmnya yang pertama, Ungu Violet, Rizky Hanggono bilang: “Hanya keledai yang bikin kesalahan dua kali, Dok.”? Saya tidak tahu apakah penulis skenarionya memang ngelakuin riset, dan nemuin bahwa keledai selalu bikin kesalahan dua kali. Yang saya tahu, Rizky sudah mengulang kesalahannya: main film lagi.

Tapi, akting Rizky yang bikin penonton miris (sampe membuat saya kasihan padanya) adalah masalah terkecil yang mesti saya hadapi waktu nonton Jomblo.

Setelah Realita, Cinta dan Rock n Roll membuat kami berpikir kalau datang ke bioskop untuk nonton film Indonesia adalah aman, sekarang muncul sebuah film yang membuat kami kembali ragu tentang masa depan film Indonesia.

Jomblo adalah sebuah film komedi yang tasteless dan tak berkelas. Saya lebih milih ditampar bitch-slap sampe pening ketimbang mesti ngeliat Dennis Adhiswara menggaruk-garuk bijinya lagi. Sebuah majalah bilang kalau Jomblo adalah film yang sangat “memperhatikan kultur Indonesia.” Beda dengan beberapa film lokal lain yang “mencangkokkan sebuah konsep Amerika dan memaksakan sebuah plot ke sebuah Indonesia” (entahlah apa artinya). Mengingat majalah ini adalah majalah yang paling terkemuka di sini, berarti kita bisa menarik kesimpulan bahwa kultur Indonesia bisa disimpulkan dengan satu gesture: menggaruk biji. Nggak salah kalau banyak yang nganggap kalau Indonesia adalah negara yang kurang menghargai perempuan, mungkin karena kami tidak punya biji.




picture of a pumpkinSaya nggak bisa ngejelasin kenapa banyak sekali orang Indonesia yang merasa cool kalau menentang “pencangkokan konsep Amerika” atau Hollywood dalam sebuah film. Banyak film Amerika cerdas yang menyamar sebagai film bodoh yang dipenuhi lelucon-lelucon jorok (American Pie, There’s Something About Mary) dan karakter-karakter bodoh yang kerjanya cuman mengisap ganja (Harold and Kumar Go To White Castle). Sayangnya, Jomblo sepertinya dibikin oleh orang-orang kurang cerdas yang bahkan nggak tau kalo ganja nggak memberikan efek halusinasi. Paling bikin laper.

Parahnya lagi, seperti halnya yang terjadi dengan Garasi, film ini dijangkiti Orde Baru Syndrome sehingga berpikir bahwa sebuah film mesti membawa pesan moral (istilah “kritik yang membangun”? juga termasuk dalam syndrome ini). Ketimbang bercerita, Jomblo malah menguliahi kita sepanjang film. Dalam satu adegan, salah satu karakter yang baru aja beli kondom buat ML sama ceweknya, membatalkan niatnya setelah ngeliat sepasang cowok-cewek pulang dari mesjid. Yang paling bener, cara yang paling bagus buat bikin seorang cowok hilang nafsu adalah dengan nonton Jomblo karena film ini turn-off dengan dialog-dialog yang (maunya) intelijen dan (maunya) puitis yang kayaknya dikumpulin dari stiker-stiker murah tahun 80′an seperti: “Cinta bisa memilih, tapi cinta tidak bisa menunggu.” Nunggu bus.

Tunggu sampai adegan di mana Christian Sugiono bertengkar dengan Rizky Hanggono gara-gara seorang perempuan.

Rizky: Aku membuat puisi terindah untuknya!
Christian: Aku membuat lagu untuknya!
Rizky: Dia bidadari pagiku!
Christian: Dia dewi malamku!

No comments:

Post a Comment

 

© Copyright GALAXS212 2010 -2011 | Design by Den Rozak | Published by Site Den Rozak | Powered by Blogger.com.