!!! sinopis !!!
Setelah iseng buka wikipedia dan ngeliat “Film Indonesia Tahun 2010″ , ternyata film Indonesia yang gue tonton di tahun kemarin cuma tiga biji saja. Pertama Darah Garuda , sebuah film yang menurut gue cukup bagus karena filmnya cukup niat dan menyinggung rasa nasionalisme bangsa. Kedua adalah film yang bakal gue review sekarang , Dalam Mihrab Cinta. Sebenernya nonton film ini ada ceritanya, januari awal kemarin ade gue ulang tahun dan ibu ngajak nonton sekeluarga. Tak disangka tak diduga ternyata nontonnya film ini, ade gue udah cemberut aja pas tau nontonnya film ini. Udah gitu datengnya telat 10 menit lagi , gue sebagai reviewer (sok) sejati tentu menyayangkan ngga bisa ngeliat bagaimana awal filmnya, tapi yaudahlahya mau bagaimana lagi. Lalu film ketiga adalah Kabayan Jadi Milyuner (two thumbs down deh buat film ini) , gue heran kenapa harus memaksakan film ini buat direlease. Mungkin karena berbekal ketenaran film-film Kabayan jaman dulu dan berharap fanbasenya (yang notabene itu berarti ibu atau bapak kita) pada dateng jadilah film ini keluar,Kabayan modern ini adalah film yang gue tonton dan sama sekali gue males ngereviewnya , 1 dari sepuluh ringkasnya deh.
Oke oke cukup curahan hati seorang pemuda yang rindu akan film Indonesia berkualitas. Kembali ke filmnya , Dalam Mihrab Cinta menceritakan seorang santri bernama Syamsul (Dude Herlino) yang menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren di kota Kediri. Di pesantren ini , Syamsul difitnah dan dituduh mencuri oleh sahabatnya sendiri , Burhan (Boy Hamzah). Akibat hal itu , Syamsul dibenci oleh keluarganya sendiri dan akhrinya karena tidak memiliki uang , iapun benar-benar menjadi seorang pencopet sampai akhirnya ia ditangkap oleh polisi.
Setelah dibebaskan adiknya , Syamsul memilih pergi merantau ke Jakarta ketimbang harus pulang ke rumah orang tuanya. Disana ia kembali mencopet dan ternyata mencopet di Jakarta keuntungannya lebih besar. Sampai suatu saat , Syamsul berniat insaf dan mengembalikan semua uang yang dicopetnya. Ia kemudian bekerja sebagai guru ngaji anak sebuah keluarga di Jakarta dan lama kelamaan ia dipercaya sebagai pendakwah yang akhirnya memiliki acara dakwah sendiri di salah satu stasiun televisi.
Sukses dalam karirnya, Syamsulpun bisa memperbaiki hubungannya kembali dengan keluarganya. Sampai akhirnya baik keluarga maupun pihak pesantren mengetahui kalau dulu saat Syamsul masih menjadi santri , bukan dirinya yang mencuri. Syamsulpun mulai mencari pasangan untuk menyempurnakan agamanya. Ia menghadapi dilema saat sebenarnya ia menyukai adik sang pemilik pondok pesantren , Zizi (Meyda Sefira), tetapi Syamsul merasa tidak pantas. Atau memilih bersama Silvi (Asmirandah) , guru yang juga mengajar bersama Syamsul di sebuah keluarga di Jakarta.
Pertama gue masuk ke bioskop, gue cukup kaget juga ternyata yang dateng banyak dan studionya cukup penuh. Alhasil gue duduk di barisan kedua terdepan (-_-), padahal di bayangan gue yang nonton cuma beberapa orang karena toh filmnya juga udah agak lama keluarnya. Di Dalam Mihrab Cinta tentu saja nuansa islaminya kerasa kental sekali , hal itu wajar aja terjadi karena film ini disutradarai oleh orang yang sama dengan orang yang mengarang novel Best-Seller Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman El Shirazy.
Melalui film yang diangkat dari sebuah novel ini , kita juga bisa ngelihat bagaimana sih sudut pandang orang-orang yang beragamanya benar (yang gue akuin , cara beragama gue belom terlalu benar). Seberapa tabukah berbuat dosa menurut mereka , bagaimana mereka memandang sesuatu , mengatakan sesuatu , dan mengerjakan sesuatu yang semuanya selalu dihubungkan dengan Tuhan, agar semua yang mereka lakukan selalu dalam koridor yang benar. Intinya , film ini mengajarkan bagaimana seharusnya cara kita memandang dan bagaimana seharusnya kita hidup. Ideal white life.
Buat pemerannya , mungkin yang gemar nonton sinetron udah ngga bakal pangling lagi kali ya sama pemain-pemainnya. Dude Herlino , Asmirandah ,dan juga Boy Hamzah adalah nama-nama yang cukup sering mampir di sinetron-sinetron kegemaran ibu-ibu yang hadir saat prime time. Sebenernya akting mereka bagus , tapi mungkin image sebagai pesinetron inilah yang membuat agak kagok ngeliat mereka bermain full length movie.Untuk ukuran film Indonesia , menurut gue Dalam Mihrab Cinta ini masuk kategori yang cukup bagus. Tentu saja dengan pembanding film-film Indonesia yang hadir sepanjang tahun adalah film dengan tema horror dan komedi-komedi dewasa yang bahkan malah cenderung ngga lucu dan lebih menonjolkan adegan-adegan seronoknya. Yah , disamping Darah Garuda , film ini masuk film Indonesia tahun 2010 yang layak ditonton deh.
Director : Habiburrahman El Shirazy
Cast : Dude Herlino, Asmirandah , Boy Hamzah, Elma Theana, Umar Lubis, Iszur Muchtar
Release : 2010
You’ll like if You Like: Ayat-ayat Cinta , Wanita Berkalung Sorban
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment