DARAH GARUDA adalah film ke 2 dari sebuah trilogy MERAH PUTIH. Film ini merupakan fiksi sejarah yang mengambil perang gerilya di tahun 1947 sebagai inspirasi.
Epik penuh dengan action yang tegang dan dipotret dengan brilian oleh aktor-aktor berbakat papan atas Indonesia, film DARAH GARUDA menceritakan pengalaman tersebut.
Walaupun memiliki latar belakang yang berbeda dan kadang ada konflik yang menajam karena perbedaan dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama keempat lelaki muda itu mampu bersatu melawan Belanda. Mereka dipersatukan oleh rasa kebangsaan dan patriotisme. Dengan berani mereka melancarkan sebuah serangan terhadap kamp tawanan milik Belanda, dan berhasil sekaligus menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Pada suatu saat, para kadet ini memperoleh sebuah tugas yang sangat rahasia. Melakukan serangan gaya komando di daerah Jawa Barat, menggempur sebuah lapangan udara vital untuk melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Ketika sedang berada didalam hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain yang ternyata adalah kelompok separatis. Kelompok ini dapat menjadi sekutu baru para kadet tetapi juga berpotensi diantara mereka ada pengkhianat karena menjadi mata-mata kolonial Belanda.
=== Sinopis ===
surprise banget gue ngelihat film ini. ya, gue kira bakalan sama kayak sekuel pertama yang ngebetein banget dari berbagai segi. di seri kedua ini, sang sutradara, yadi sugandhi dan connor allyn, berhasil menambah intensitas ketegangan demi ketegangan yang membuat gue betah dan malas untuk berajak. pertanyaannya, kenapa nggak dari seri pertama sih? hahaha.. apa perlu gitu setahap demi setahap. maksud gue, bisa aja kan di seri pertama tuh masih slow down, di seri kedua mulai merangkak naik dan di seri pamungkas trilogi, bakalan dibikin heboh? wah, nggak adil dong jadinya.
cerita film ini sendiri berjarak beberapa hari setelah film pertama di tutup dengan nggak banget. dengan tambahan dua karakter yang makin memperkuat cerita seperti karakter gadis penghibur yang diperankan dengan standar oleh Atiqoh Hasiholan dan debut gemilang ABG bernama aldy zulfikar yang berperan sebagai budi, anggota paling muda yang ikut bergabung dalam misi pemberontakan tentara gerilya bangsa Indonesia pada tahun 1947.
dari segi cerita, di sekuel kedua ini lebih komplit konfliknya, dialognya lebih bermutu dan nggak buang-buang waktu, aksi ledak-ledakannya juga semakin dahsyat * meski kadang yang diledakin tuh nggak penting hahaha...* sayang aja adegan tembak-tembakannya kurang apik dan rapi. kalo boleh milih sih, lebih oke yang pertama. disini tuh kayak nggak logis aja gitu. nggak lebay kayak yang pertama sih, tapi aneh. kek scene ketika amir cs. akan berangkat menuju tempat persembunyian dan ditengah jalan tiba-tiba bertemu pasukan belanda yang nggak tau gimana tiba-tiba ada disitu dengan senjata yang kayaknya udah disiapin tempat-tempatnya. udah gitu, belum apa-apa banyak tentara desa yang terbunuh padahal belum bergerak sama sekali. belum lagi, acara tembak-tembakannya nggak kena-kena... kalo emang buat set cerita supaya tokoh dayan akhirnya tertembak dan bisa disiksa untuk diminta keterangan sih, dibikin cerita gimana gitu biar nggak terkesan maksa. hahaha....
yang bikin gue hepi *meski masih kurang tough* adalah karakter senja yang nggak cuman tempelan seperti pada seri pertama. lewat darah garuda dia mulai menunjukkan siapa jati dirinya. meski aneh aja gitu, darimana dia bisa lincah menembak ya? apalagi cewek gitu kan? bukan maksud gimana-gimana, pikir deh, wajar nggak, cewek yang nggak pernah megang senapan yang berat gitu tiba-tiba dalam beberapa hari bisa menguasai cara menembak?
yang bikin ngeganggu cuman satu, entah perasaan gue aja atau emang kekurangan pemain demi menghemat bujet produksi yang udah heboh, pasukan belanda anak buah rudy wowor tuh kok eksis terus ya? kek contoh nih, ketika tomas dan budi memasuki kamp belanda di tengah kota tampak si gundul ada disitu, dan sepertinya mati kena ledakan di dalam gedung tua. tapi ketika setting cerita berubah ke lapangan udara, hei, kok dia nongol lagi? dan mati (lagi).
Pemeran
Amir - Lukman Sardi
Marius - Darius Sinathrya
Tomas - Donny Alamsyah
Dayan - Teuku Rifnu Wikana
Senja - Rahayu Saraswati
Melati - Astri Nurdin
Lastri - Atiqah Hasiholan
Mayor Van Gaartner - Rudy Wowor
No comments:
Post a Comment